Horor Kecelakaan Kereta India, Tempat Bisnis Berubah Jadi Kamar Mayat - businessenglishblogmarcvila

Breaking

Senin, 05 Juni 2023

Horor Kecelakaan Kereta India, Tempat Bisnis Berubah Jadi Kamar Mayat

Keluarga mencari saudara mereka yang menjadi korban kecelakaan kereta di Distrik Balasore, Negara Bagian Odisha, India. (BBC)

Jakarta -

Tiga hari sehabis kecelakaan kereta paling menakutkan di India yang menewaskan lebih dari 275 orang, sejumlah keluarga terus mencari orang yang mereka cintai. Wartawan BBC Vineet Khare melaporkan dari suatu sentra bisnis di Distrik Balasore di Negara Bagian Odisha, tempat mayat disimpan karena kamar mayat kekurangan ruang.

Pada hari biasa, NOCCi Business Park - yang memiliki kantor besar, teater terbuka, dan beberapa kepraktisan yang lain - dipadati para pegawai yang tiba untuk bekerja.

Namun, pada hari Minggu (04/06), properti seluas 10 hektare yang terletak di pinggiran Balasore itu terlihat sepi. Satu-satunya hadirin hari itu yakni anggota keluarga korban kecelakaan kereta api yang tiba mencari orang yang mereka cintai.

Seorang pejabat yang datang di lokasi tersebut menyampaikan terhadap BBC bahwa lebih dari 150 mayat sudah dipindahkan ke sentra bisnis tersebut sejak kecelakaan pada Jumat (02/06) malam. Tempat itu juga sudah menampilkan informasi ihwal sejumlah orang yang hilang.

Kecelakaan pada Jumat (02/06) malam tersebut sudah menewaskan 275 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang.

Baca juga:

NOCCi Business park

Kawasan bisnis menjadi tempat penampungan mayat korban kecelakaan kereta api. (BBC)

Di luar, kami berjumpa dengan Seema Choudhary yang menangis. Dia berasal dari Kota Malda di Negara Bagian Benggala Barat.

Dia tidak sanggup menerima suaminya, Deepankar, selama beberapa jam dan kian kehilangan harapan.

"Saya sudah ke tempat tinggal sakit, saya sudah mencari jenazahnya, namun saya tidak sanggup menemukannya," katanya terisak.

Dia menyampaikan akan mengusut semua rumah sakit di ibu kota Negara Bagian Bhubaneswar, tempat banyak korban tewas sudah dipindahkan.

Kanchan Choudhary, yang berasal dari kota yang sama, bangun di dekatnya. Dia juga sudah pergi ke beberapa rumah sakit untuk mencari suaminya.

"Tapi saya tidak sanggup menemukannya," katanya.

Para pejabat setempat menyampaikan mereka menjalankan semua yang mungkin dilakoni untuk menolong pihak keluarga menerima saudara yang mereka cintai, namun prosesnya berantakan sebab kehebatan bencana.

Di sentra bisnis, suatu pintu beling mengarah ke aula besar yang sudah disekat menjadi dua.

Di satu sisi, selembar plastik hitam besar terhampar di lantai tempat puluhan mayat dibaringkan. Lembaran itu ditutupi genangan air yang meleleh dari tumpukan es yang sudah dimasukkan untuk memperlambat pembusukan tubuh.

Ponsel yang rusak, beberapa pakaian, kotak tembakau, dan dompet - kemungkinan milik korban - acak-acakan di sekeliling jenazah-jenazah itu.

barang korbanBBCBarang-barang milik korban dimasukkan ke dalam kantong-kantong yang ditaruh di aula.

Di segi lain sekat pemisah, suatu proyektor menayangkan foto-foto mayat di layar untuk menolong pihak keluarga mengidentifikasi saudara mereka.

Banyak yang bangun diam, mata mereka terpaku pada slide gambar yang berubah-ubah.

Di akrab proyektor, lebih banyak foto mayat ditaruh di atas meja milik mereka yang dipindahkan dari sentra bisnis ke tempat tinggal sakit terdekat.

pusat bisnisBBCPara keluarga korban menggunakan foto untuk mencari saudara mereka.

Seorang warga Balasore menyampaikan terhadap BBC bahwa aula itu ber-AC dan cukup besar untuk memuat jumlah korban tewas.

Namun para pejabat menyampaikan mereka kalut tempat itu mungkin tidak sanggup memuat mayat lebih lama.

Temperatur di Balasore tinggi dan susah untuk mengawetkan badan dalam panas yang menyengat dengan kepraktisan pembekuan yang terbatas.

Banyak keluarga juga tiba dari tempat yang jauh seringkali dari negara penggalan yang berlainan sehingga perlu waktu lebih usang untuk mengidentifikasi jenazah.

"Karena argumentasi ini, semakin susah mempertahankan mayat tetap kondusif dalam waktu lama," kata pejabat distrik, Nirlipta Mohanty, terhadap BBC.

Dia menyertakan bahwa mereka kini menjajal mengirim mayat ke kota Bhubaneswar, yang memiliki rumah sakit besar dan kepraktisan lainnya.

pusat bisnis

Lebih dari 150 mayat dibaringkan di sentra bisnis. (BBC)

Mohanty menyampaikan mereka mengerahkan segala upaya untuk menolong keluarga. Tapi itu belum cukup bagi orang menyerupai Sumit Kumar, yang sudah mencari kerabatnya, Neeraj, sejak malam sebelumnya.

"Saya sukses menyaksikan fotonya, namun saya belum sanggup menemukannya," kata Kumar.

Uday Kumar, seorang pekerja sosial yang menolong di sentra bisnis, menyampaikan bahwa pemerintah mesti merencanakan sentra informasi di akrab stasiun kereta api dan bus, ketimbang menempatkannya di tempat yang jauh.

Pekerja lain di lokasi menyampaikan mereka kecapekan dan terkejut dengan kehebatan kecelakaan.

"Saya merasa tidak enak. Saya sudah melakukan pekerjaan sejak jam 8 malam tadi," kata seorang pekerja pemerintah kota, Subrat Mukhi yang bareng rekan-rekannya sudah melakukan pekerjaan tanpa henti sejak Sabtu, menolong keluarga memasukkan mayat ke dalam kendaraan dan ambulans untuk mengirim mereka pulang atau ke tempat tinggal sakit.

"Kadang-kadang saya menangis dikala menyaksikan mereka. Saya berpikir bagaimana perasaan saya apabila saya kehilangan seseorang," pungkasnya.

Simak Video: Terkuak Penyebab Kecelakaan Maut Kereta India yang Renggut 275 Nyawa

[Gambas:Video 20detik]




Tidak ada komentar:

Posting Komentar